Saya seorang anak dari Ibu Legiyem, korban tabrak lari pada 27 Januari 2009 pukul 04.30 WIB (dini hari) di depan Toko Kurnia, Sangkal Putung, Klaten. Kecelakaan berawal ketika Ibu Lagiyem dengan naik sepeda menyeberang jalan. Tiba-tiba ada mobil AD 7188 AC (03.09) yang melaju kencang dari arah barat dan akhirnya menabrak Ibu Legiyem. Ibu terlempar jauh dan mobil itu lari, sedangkan plat nomornya tersangkut di kerombong (bronjong). Kejadian itu disaksikan oleh penjual gorengan dan seorang penambal ban di sebelah barat pertigaan Sangkal Putung. Penjual itu minta tolong dan berteriak minta bantuan. Dibantu oleh tukang ojek yang biasa beroperasi di terminal Klaten, tidak jauh dari lokasi kejadian. Tukang Ojek itu mengejar mobil tersebut hingga perempatan RS Islam Klaten. Namun karena kecepatan mobil sangat tinggi, maka mobil itu tak terkejar dan tukang ojek itu balik arah menolong Ibu Legiyem dan bersama polisi membawa ke RS Islam Klaten.
Akibat tabrak lari tersebut, Ibu Legiyem mengalami koma selama 20 (hari-pen) dan dirawat di ruang ICU RS Islam Klaten. Kaki kanan patah dua bagian, gegar otak dan syaraf sedikit terganggu. Saat ini, Ibu masih terbaring di Ruang Isolasi karena sakitnya. Ibu menunggu operasi di kaki kanan yang patah.
Pembaca, apalah artinya kami. Meski polisi berusaha keras mencari pelaku, rupanya pemilik (tangan pertama) mobil itu sudah menjualnya sekian tahun lalu. Saat ini tidak diketahui siapa pemiliknya. Kecewa, jengkel, sedih (nggrantes) menjadi bagian yang kami alami setiap hari sembari menunggu Ibu di RS. Ibu dan Bapak hanyalah penjual sayur keliling. Praktis selama Ibu sakit tidak ada yang mencari uang. Ibu punya 5 anak yang masih kecil-kecil (SD kelas II, kelas IV, SMP kelas II, SMA kelas III dan anak pertama bekerja sebagai pegawai toko dengan gaji rendah).
Saya tidak tahu berapa puluh juta biaya yang harus kami tanggung dari perawatan ICU selama 20 hari di Ruang Isolasi, biaya operasi, biaya perawatan bila sudah sembuh? Saya sendiri masih di SMA kelas III. Bapak dan Ibu tidak kerja lagi, 3 adik kami yang masih kecil tidak terawat (Jawa: kleleran ora kopen-tak terurus-pen). Sebab, yang setiap hari mengasuh menjadi korban tabrak lari, terbaring di RS Islam Klaten.
Oleh karena itu, atas nama kemanusiaan, cinta, moral, belas kasih dan hukum, kami mohon sudilah kiranya penabrak (yang mulia dan berbudi luhur) yang mengendarai AD 7188 AC berbelas kasih dan bertanggung jawab. Gusti Ora Sare (Allah tidak tidur-pen). Anda bisa mengelak dari tanggung jawab di dunia ini, namun Tuhan tidak akan pernah tinggal diam. Kepada jajaran Polres Klaten kami ucapkan terima kasih dan kami senantiasa memohon bantuan untuk menemukan pelaku tabrak lari tersebut.
Saya juga mengetuk hati pembaca untuk membantu mencari siapa pengemudi mobil itu sebenarnya. Kami juga menantikan uluran kasih dari para pembaca yang terhormat untuk berkenan membantu biaya pengobatan ibu kami. Apabila berkenan, silakan menghubungi administrasi RS Islam Klaten.
Adi Wibowo
Dedesan, Belang Wetan, Klaten.
Harian Suara Merdeka Semarang, Sabtu 7 Maret 2009, Halaman L Rubrik Wacana Lokal –Surat Pembaca-.
Wahai Saudaraku yang berbahagia, mendengar jeritan hati anak korban tabrak lari di atas, hati kita tentunya merasa trenyuh, dan bahkan tersayat-sayat. Cerita di atas memberikan gambaran bagaimana terlukanya-lahir dan batin-orang yang teraniaya karena tabrak lari oleh pengemudi yang tidak bertanggung jawab. Ada baiknya jika kita mampu melihat “sesuatu” yang lain di balik peristiwa ini. Mungkin peristiwa di atas bisa menjadi ladang amal bagi kita di dunia ini. Mungkin kita tidak hanya bisa ikut menangisi cerita di atas, tapi mungkin kita bisa membantu beliau (korban dan keluarganya) sebisa kita. Itu bisa kita lakukan, misalnya dengan ikut membantu meringankan biaya RS, menjadi penanggung biaya sekolah bagi anak-anaknya, atau memberikan informasi siapakah pengemudi mobil di atas, jika sekiranya tahu, atau informasi sesedikit apapun mengenai rekam jejak mobil itu, untuk kemudian biar diselidiki pihak yang berwajib. Atau apapun bentuk bantuan yang bisa anda berikan, sekecil apapun…………Saudaraku, ingatlah bahwa tidak ada jarak antara orang yang teraniaya dengan Allah…………doa orang teraniaya tersebut tidak ada penghalang apapun, dan sangat cepat sampai kepadaNya.
Maka bagi anda yang mungkin ingin mendapatkan balasan dariNya, bagi yang ingin ditolong olehNya, bagi yang sakit dan tidak sembuh-sembuh, cepatlah beramal kepada Ibu Legiyem/keluarganya, karena mereka adalah orang yang teraniaya dan tidak ada penghalang diantara mereka dengan Tuhan.
Sebagaimana sabda Nabi:
Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar. (HR Bukhari dan Muslim)
Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah (HR Baihaqi)
Apalagi orang yang kita sedekahi merupakan orang yang “istimewa”, orang yang teraniaya, yang tidak ada penghalang antara orang tersebut dengan Allah, yang doanya cepat tersampai, maka saudaraku, kita tahu kemudian apa yang musti kita lakukan…………………………………………………………..
NB: Saya sebetulnya pengin nengok, sih, tapi lagi “krisis”, belum ada panggilan dari BKD, jadi, belum nrima rapelan deh…………tapi kalo ada wong Semarang yang ingin nengok, boleh dunk nebenk…………hitung-hitung amal…..hehehehehe
RS ISLAM Klaten Jl. Raya Solo, Klaten Km 4 Klaten Utara Klaten 57436. Telp. 0272 322252 Fax. 0272 332422. Email: rsi_klaten@hotmail.com
No comments:
Post a Comment